Layanan pengangkutan dan pengiriman barang sering dikenal dengan istilah kargo. Dalam kargo, secara sederhana shipper adalah pengirim sehingga apabila diartikan secara lengkap shipper adalah perorangan atau badan usaha yang ingin mengirimkan barang menggunakan jasa ekspedisi baik melalui darat, laut, ataupun udara. Dengan kata lain shipper berperan sebagai pelanggan untuk jasa ekspedisi.
Sebelum mengirimkan barang ke pihak jasa ekspedisi, shipper harus memastikan barang yang ingin dikirim aman secara perundang-undangan. Selain itu, shipper juga berperan dalam pengemasan atau pengepakan barang dengan benar termasuk pemberian label yang tepat apabila diperlukan. Dengan demikian, pihak jasa ekspedisi dapat melakukan proses pengiriman lebih cepat dan aman.
Dalam hal mengirimkan barang, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan shipper agar proses pengangkutan dan pengiriman barang menjadi lebih mudah. Berikut adalah langkah tersebut:
Seperti yang telah dipaparkan, dengan semakin berkembangnya bisnis ataupun perusahaan manufaktur membuat perusahaan atau bisnis transporter semakin banyak pilihan. Berikut faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan transporter adalah:
Faktor utama yang menjadi penentu saat pengiriman barang adalah berat. Dalam hal ini, ada dua istilah berat yang digunakan untuk menghitung tarif pengiriman, yaitu berat sebenarnya (berat aktual) barang dan berat volume (volumetrik). Hasil timbang dan perhitungan dari kedua berat ini kemudian diambil nilai yang terbesar dari kedua dan dikalikan dengan tarif pengiriman per satuan berat sehingga diperoleh total biaya pengiriman barang. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai cara perhitungan kedua berat tersebut adalah sebagai berikut.
Penjelasan dari berat sebenarnya adalah berat barang yang diperoleh dari hasil penimbangan dengan satuan berat kg. Dengan demikian, berat ini disebut juga dengan istilah berat aktual. Ketika melakukan penimbangan barang biasanya hasil selalu menunjukan bilangan desimal dan di sini berlaku pembulatan berat ke atas.
Pengertian berat volume (volumetrik) dikenal juga sebagai berat dimensi. Hal ini dikarenakan berat volume diperoleh dari perkalian panjang, lebar, dan tinggi barang dibagi dengan angka pembagi volumetrik. Berat volume diperhitungkan karena barang yang lebih ringan atau kurang padat menempati volume yang lebih besar daripada berat sebenarnya, misalnya kapas, tissue, kasur, dan sebagainya.
Berikut cara menghitung berat volume (volumetrik) barang dengan pengiriman darat adalah:
Panjang (cm) x Lebar (cm) x Tinggi (cm)/4000 = Berat volume
Contoh:
Barang dengan ukuran 80cm x 50cm x 50cm maka hitungan berat volumenya :
80cm x 50cm x 50cm/ 4000 = 50 kg volumetrik.
Dengan contoh barang yang sama di atas, apabila setelah ditimbang berat barang diperoleh 45 kg, sementara hasil berat volume dari panjang, lebar, tinggi nya adalah 50 kg, maka berat yang diambil untuk dikalikan dengan tarif pengiriman per satuan berat adalah 50 kg.
Sebelum mengirimkan barang, cobalah untuk menimbang barang Anda kemudian mengukur dimensi nya. Ketika hasil berat volume lebih besar, maka perhatikan pengemasan barang apakah masih dapat diperkecil lagi. Apabila kemasan memungkinkan untuk diperkecil atau di-press maka lakukan pengemasan ulang agar berat volume tidak terlalu besar. Cara lain yang dapat dilakukan adalah maksimalkan pemakaian ruang kemasan dengan menambahkan barang yang ingin dikirimkan lagi.
Barang yang berat sebenarnya ringan seperti kapas, bantal, atau kasur, sebaiknya divakum atau di-press agar tidak memakan banyak tempat dan volume yang besar sehingga mengurangi biaya pengiriman.
Cara pengemasan barang sangat menentukan berat barang atau volume yang akhirnya menentukan hitungan biaya pengiriman sehingga sangat penting untuk diperhatikan selain karena faktor keamanan barang.